PEKANBARU - Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal mengatakan bahwa menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman merupakan kunci untuk tetap mempertahankan keutuhan bangsa dan negara.
Menurutnya, perbedaan baik itu suku, agama, warna kulit, ras, dan lain-lain, tidak menjadi halangan bagi bangsa Indonesia untuk bersatu.
Dia menyatakan dahulu dengan kekuatan kolaborasi dan sinergi, bangsa Indonesia bisa bersatu melawan penjajah hingga berhasil merebut kemerdekaan.
“Jadi, semboyan Bhineka Tunggal Ika itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa sekali. Negeri kita ini sangat kaya alamnya, jumlah penduduknya, juga wilayahnya," kata Irjen Iqbal.
Dia menyampaikan saat menjadi pembicara kunci seminar “Membumikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Menangkal Politik Identitas dan Penyebaran Hoaks’.
Kegiatan itu diselenggarakan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Wilayah XIII (Sumbar, Riau dan Kepri), di aula Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru, Jumat (12/8).
Irjen Iqbal mengatakan bahwa keberagaman yang tidak didapati oleh semua negara di belahan dunia, dimiliki Indonesia. “Ini anugerah yang besar tetapi sekaligus tantangan apabila kita tidak dapat mengelolanya,” ungkapnya.
Dia mengatakan ada negara di belahan dunia lain yang hanya memiliki unsur perbedaan dan keberagaan yang sedikit, namun tak mampu mengelolanya hingga memicu perang antarsaudara.
Menurut dia, hal itu menyebabkan mudahnya pihak asing untuk masuk dan melakukan intervensi ke negara tersebut. “Memasuki usia kemerdekaan ke-77 tahun, Indonesia mampu mempertahan rasa persatuan dan kesatuan,” ucap Irjen Iqbal.
Dia menambahkan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia juga menjadi rujukan banyak negara di dunia, terlebih dalam hal penerapan sistem demokrasi. "Artinya, kedaulatan berada di tangan rakyat. Semua harus mengarah kepada kepentingan rakyat," paparnya.
Menurutnya, sejumlah negara khususnya di Asia, juga sudah terbuka matanya melihat kemajuan Indonesia saat ini, terutama soal perekonomian yang terus tumbuh.
"Ini karena rakyat seluas-luasnya, mengontrol semua institusi, rakyat itu siapa? dominasinya oleh pemuda. Jadi semua harus fokus pada kepentingan publik, tidak terkecuali Polri,” kata dia.
Menurut Iqbal, kalau Polri tidak dapat mempertahankan kepentingan publik, bisa saja kewenangan akan dikurangi dan lain sebagainya.
Lebih lanjut Iqbal memaparkan bahwa demokratisasi hari ini juga berjalan beriringan dengan kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
Maka dalam hal ini, kata dia, terdapat upaya untuk membelah integrasi bangsa lewat hoaks. Irjen Iqbal berpesan masyarakat harus mampu memfilter dan mengelola teknologi dan informasi.
"Karena hoaks hari ini menjadi senjata dari kelompok-kelompok tertentu yang tidak ingin Indonesia besar, atau katakanlah ingin mengambil kekuasaan secara politik dengan menghalalkan segala cara, yaitu salah satunya hoaks. Ini harus kita berantas bersama," katanya.
Dia pun mengimbau mahasiswa dan para pemuda selaku agen perubahan dan penjaga moral bangsa harus ikut berkontribusi membangun Indonesia untuk menjadi negara yang lebih besar lagi. Menurut Irjen Iqbal, ada dua hal penting yang harus dimiliki, yakni karakter kinerja dan iman.
"Kalian harus punya karakter kinerja yang bagus, harus rajin membaca, scanning lingkungan, fighting spirit-nya harus bagus, berorganisasinya juga, wawasannya harus mantap dan berakhlak mulia," pesan Irjen Mohammad Iqbal kepada mahasiswa.
Media Sosial